Kamis, 03 Februari 2011

duka

Dukaku biarlah kusimpan saja
Wajahku biarlah penuh tawa
Meski sebenarnya tak luput duka nestapa, Diriku biarlah membinar bahagia

Indah alam buat tarian kita berirama ceria
Namun, ketika alam berubah warna kita sering bermuram durja
Tak usahlah berduka, karena hidup adalah cerita langkah berkelana

kepada sepi aku berbagi

Malam kota berubah sepi
Aku ingat kamu.
Kau tahu aku sendiri menjelma sunyi

Pada malam aku berdiri
Pada siang aku menanti
Di tanah mana kamu kini?
Di waktu yang mana kamu menanti?

Embun pagi sapa manusia bumi
Deru terdengar lagi dari langkah kaki manusia bumi
Dan kau tetap menjelma sunyi yang ku bawa kini

Purnama tenggelam lewat teriak ayam dan pagi di timur
Kemanakah kau wanitaku?
Aku bertanya pada pagi,
Bertanya pada matahari.

Kembali Malam kota berubah sepi
Aku ingat kamu.
Kau tahu aku sendiri menjelma sunyi

Pada malam aku berdiri
Pada siang aku menanti
Di tanah mana kamu kini?
Di waktu yang mana kamu menanti?

Embun pagi sapa manusia bumi
Deru terdengar lagi dari langkah kaki manusia bumi
Dan kau tetap menjelma sunyi yang ku bawa kini

Purnama tenggelam lewat teriak ayam dan pagi di timur
Kemanakah kau wanitaku?
Aku bertanya pada pagi,
Bertanya pada matahari.

Kembali kepada sepi aku berbagi

kutaruh namamu

Di mana kutaruh namamu?
Di jendela, di tempat matahari dan bulan menyapa senantiasa?
Di jaket kemarin?

Kemarin ku datang dan kau sambut dengan penantian belai dahaga
Bersama ini aku menuntaskan semua cinta yang ku tak duga
Aku kini berjalan membelakangimu, kaupun kini melihatku menjauh.